Sunday, 27 March 2016

Biografi Pengusaha



KISAH HIDUP CHAIRUL TANJUNG SI ANAK SINGKONG

Chairul Tanjung lahir di Jakarta, 16 Juni 1962 dalam keluarga yang sederhana. Ayahnya A.G. Tanjung adalah wartawan zaman orde lama di sebuah surat kabar kecil. Chairul berada dalam keluarga bersama enam saudara lainya.  Pengusaha sukses asal indonesia ini dikenal luas sebagai pendiri sekaligus pemimpin, CT Corp (sebelum 1 Desember 2011 bernama Para Group)




Sejarah Singkat Kehidupan Chairul Tanjung
Riwayat Pendidikan
Berikut selengkapnya latar belakang pendidikan seorang Chairul Tanjung.
  • SD Van Lith, Jakarta (1975)
  • SMP Van Lith, Jakarta (1978)
  • SMA Negeri I Boedi oetomo, Jakarta (1981)
  • Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia (1987)
  • Executive IPPM (MBA; 1993)
Kisah Hidup Perjalan Chairul Tanjung Si Anak Singkong telah ditulis dalam sebuah buku yang berjudul “si anak singkong” buku ini mengisahkan tentang perjalanan hidup chairul tanjung dari kecil hingga sukses seperti saat ini. Buku setebal 360 halaman yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas (PBK) ini disusun oleh wartawan Kompas Tjahja Gunawan Adiredja. Buku ini diberi kata pengantar oleh Jakob Oetama, Pendiri dan Pemimpin Umum Harian Kompas,
Menurut saya buku ini sangatlah inspiratif dan penting sekali untuk kita baca. Penuturan cerita yang apa adanya membuat jauh dari kesan berlebihan atau mendramatisir keadaan. Berbagai kisah yang membuat saya tergetar haru dan speechless.
Buku yang merupakan kisah perjalanan hidup seorang pengusaha sukses di negeri ini. Chairul Tanjung, adalah pemilik beberapa perusahaan besar seperti stasiun televisi swasta ( Trans TV), Trans Studio, hotel, bank, dan terakhir  kabarnya menjadi salah salah satu pembeli 10% saham perusahaan penerbangan papan atas Indonesia ( Garuda ) dsb dll.
Untuk menuliskan ekstrak sebuah buku setebal 384 halaman tentu tidak cukup mudah. Namun di sini saya ingin berbagi sedikit kisah yang semoga bermanfaat bagi Anda yang belum sempat membaca buku tersebut ( sejujurnya, saya berharap sahabat semua menyempatkan untuk membacanya suatu saat nanti). Maka, saya coba menuangkan beberapa kenangan masa kanak-kanak hingga masa kuliah saja, segera setelah saya selesai membacanya, hari ini.
Chairul Tanjung kecil melalui hari-hari penuh keceriaan sebagai anak pinggiran kota Metropolitan. Bermain bersama teman-teman dengan membuat pisau dari paku yang digilaskan di roda rel dekat rumahnya di Kemayoran, adalah kegiatan seru yang menyenangkan. Juga bersepeda beramai-ramai di akhir pekan ke kawasan Ancol, sambil jajan penganan murah, buah lontar.
Kelas 1 hingga kelas 2 SD sekolah diantar jemput oleh Kak Ana, seorang sanak keluarga dari Sibolga, dengan naik oplet. Selanjutnya kelas 3 SD sudah bisa pulang-pergi sekolah sendiri.
Saat usia SMP, Bapaknya ( Abdul Gafar Tanjung ) yang saat itu telah mempunyai percetakan, koran, transportasi dll gulung tikar dan dinyatakan pailit oleh pemerintah karena idealismenya yang bertentangan dengan pemerintah yang berkuasa saat itu ( Soeharto). Sang ayah adalah Ketua Partai Nasional Indonesia (PNI) Ranting Sawah Besar. Semua koran Bapaknya dibredel. Semua aset dijual hingga tak memiliki rumah satu pun.
Mungkin demi gengsi, di awal-awal, Bapaknya menyewa sebuah losmen di kawasan Kramat Raya, Jakarta untuk tinggal mereka sekeluarga. Hanya satu kamar, dengan kamar mandi di luar yang kemudian dihuni 8 orang. Kedua orang tua Chairul, dan 6 orang anaknya, termasuk Chairul sendiri.
Tidak kuat terus-menerus membayar sewa losmen, mereka kemudian memutuskan pindah ke daerah Gang Abu, Batutulis. Salah satu kantong kemiskinan di Jakarta waktu itu. Rumah tersebut adalah rumah nenek Chairul, dari ibundanya, Halimah.
Ibunya adalah sosok yang jarang sekali mengeluhkan kondisi, sesulit apapun keadaan keluarga. Namun saat itu, Chairul melihat raut wajah ibunya sendu, tidak ceria dan tampak lelah. Setelah ditanya, lebih tepatnya didesak Chairul, Ibunya baru berucap : ”Kamu punya sedikit uang, Rul? Uang ibu sudah habis dan untuk belanja nanti pagi sudah tidak ada lagi. Sama sekali tidak ada”.
( Tidak diceritakan lebih jelas akhirnya mendapat solusi dari mana, namun kita bisa tahu bahwa di usia SMP, Chairul sudah menyadari bagaimana kesulitan orang tuanya, bahkan untuk makan sehari-hari. Dan Ibunya adalah sosok yang sangat tabah menjalani kerasnya kehidupan).
Setamat kuliah, Chairul berekan dengan orang lain dalam membangun sebuah pabrik sepatu. Setelah 3 bulan awal dimulainya pabrik tersebut dilalui dengan terlunta-lunta dengan tanpa pesanan. Disaat pabrik terancam bangkrut, datanglah pesanan sendal dari luar negeri sejumlah 12.000 pasang dengan estimasi 6.000 pasang dikirim awal. Dan berubahlah pabrik tersebut dari pabrik sepatu menjadi pabrik sendal. Saat melihat hasil kerja pabrik tersebut, pihak pemesan merasa tertarik dan langsung melakukan pesanan kembali bahkan mencapai angka 240.000 pasang padahal yang awalnya 12.000 pasang tadi masih 6.000 pasang yang dikirim. Mulailah pabrik tersebut berkembang. Setelah beberapa lama akhirnya Chairul memutuskan berhenti berekan dan mulai membangun bisnis dengan modal pribadi dan menjelma menjadi pengusaha yang mandiri.
Pada tahun 1994, Chairul resmi meminang gadis pujaannya yaitu Anita yang juga merupakan adik kelasnya sewaktu kuliah. Dan pada tahun 1996, Chairul memperoleh berkah yang berlimpah karena pada tahun tersebut lahirlah anak pertamanya dan bersamaan dengan diputuskannya Chairul sebagai pemilik dari Bank Mega.
Chairul Tanjung dikenal sebagai pengusaha yang agresif, ekspansi usahanya merambah segala bidang, mulai perbankan dengan bendera Bank Mega Group, pertelivisian Trans TV dan Trans 7, hotel dengan bendera The Trans, di bidang supermarket, CT (panggilan akrab Chairul Tanjung) mengakuisisi Carrefour, pesawat terbang, hingga bisnis hiburan TRANS STUDIO, dan bisnis lainnya.
Riwayat kehidupan CT kecil bisa dikatakan terlahir dari keluarga cukup berada kala itu. Dia mempunyai enam saudara kandung. A.G. Tanjung, ayahnya, adalah mantan wartawan pada era Orde Lama dan pernah menerbitkan surat kabar dengan oplah kecil.
Namun, ketika terjadi pergantian era pemerintahan, usaha ayahnya itu tutup karena ayahnya mempunyai pemikiran yang berseberangan dengan penguasa politik saat itu. Keadaan tersebut memaksa kedua orang tuanya menjual rumah dan harus rela menjalani hidup seadanya. Mereka pun kemudian menyewa sebuah losmen dengan kamar-kamar yang sempit.
Kondisi ekonomi keluarganya yang sulit membuat orang tuanya tidak sanggup membayar uang kuliah Chairul yang waktu itu hanya sebesar Rp75.000. “Tahun 1981 saya diterima kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (UI). Uang masuk ini dan itu total Rp75.000. Tanpa saya ketahui, secara diam-diam ibu menggadaikan kain halusnya ke pegadaian untuk membayar uang kuliah,” katanya lirih.
Melihat pengorbanan sang ibu, ia lalu berjanji tidak ingin terus-menerus menjadi beban orang tua. Sejak saat itu, ia tidak akan meminta uang lagi kepada orang tuanya. Ia bertekad akan mencari akal bagaimana caranya bisa membiayai hidup dan kuliah.
CT pria kelahiran Jakarta, 18 Juni 1962 pada awalnya memulai bisnis kecil-kecilan. Dia bekerjasama dengan pemilik mesin fotokopi, dan meletakkannya di tempat strategis yaitu di bawah tangga kampus. Mulai dari berjualan buku kuliah stensilan, kaos, sepatu, dan aneka barang lain di kampus dan kepada teman-temannya. Dari modal usaha itu, ia berhasil membuka sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di daerah Senen Raya, Jakarta. Sayang, karena sifat sosialnya – yang sering memberi fasilitas kepada rekan kuliah, serta sering menraktir teman – usaha itu bangkrut.
Memang terbilang terjal jalan yang harus ditempuh Chairul Tanjung sebelum menjadi orang sukses seperti sekarang ini. Kepiawaiannya membangun jaringan bisnis telah memuluskan perjalanan bisnisnya. Salah satu kunci sukses dia adalah tidak tanggung-tanggung dalam melangkah.
Menurut penuturan Chairul, gedung tua Fakultas Kedokteran UI dulu belum menggunakan lift. Dari lantai satu hingga lantai empat masih menggunakan tangga. Lewat ruang kosong di bawah tangga ini, Chairul muda melihat peluang yang bisa dimanfaatkannya untuk menghasilkan uang.
“Nah, kebetulan ada ruang kosong di bawah tangga. Saya lalu berpikir untuk bisa memanfaatkannya sebagai tempat fotokopi. Tapi, masalahnya, saya tidak mempunyai mesin fotokopi. Uang untuk membeli mesin fotokopi pun tidak ada,” tuturnya.
Dia pun lantas mencari akal dengan mengundang penyandang dana untuk menyediakan mesin fotokopi dan membayar sewa tempat. Waktu itu ia hanya mendapat upah dari usaha foto kopi sebesar Rp2,5 per lembar. “Sedikit ya. Tapi, karena itu daerah kampus, dalam hal ini mahasiswa banyak yang fotokopi, maka jadilah keuntungan saya lumayan besar,” katanya sambil melempar senyum.
Tidak hanya sampai di situ, ia pun terus berusaha mengasah kemampuannya dalam berbisnis. Usaha lain, seperti usaha stiker, pembuatan kaos, buku kuliah stensilan, hingga penjualan buku bekas dicobanya. Usai menyelesaikan kuliah, Chairul memberanikan diri menyewa kios di daerah Senen, Jakarta Pusat, dengan harga sewa Rp1 juta per tahun.
Kios kecil itu dimanfaatkannya untuk membuka CV yang bergerak di bidang penjualan alat-alat kedokteran gigi. Sayang, usaha tersebut tidak berlangsung lama karena kios tempat usahanya lebih sering dijadikan tempat berkumpul teman-temannya sesama aktivis. “Yang nongkrong lebih banyak ketimbang yang beli,” kata mahasiswa teladan tingkat nasional 1984-1985 ini.
Selang berapa tahun, ia mencoba bangkit dan melangkah lagi dengan menggandeng dua temannya mendirikan PT Pariarti Shindutama yang memproduksi sepatu.
Ia mendapatkan kredit ringan dari Bank Exim sebesar Rp150 juta. Kepiawaiannya membangun jaringan bisnis membuat sepatu produksinya mendapat pesanan sebanyak 160.000 pasang dari pengusaha Italia.
Bisnisnya terus berkembang. Ia mulai mencoba merambah ke industri genting, sandal, dan properti. Namun, di tengah usahanya yang sedang merambat naik, tiba-tiba dia terbentur perbedaan visi dengan kedua rekannya. Ia pun memutuskan memilih mundur dan menjalankan sendiri usahanya.
Memang tidak jaminan, seseorang yang berkarier sesuai dengan latar belakang pendidikannya akan sukses. Kenyataannya tidak sedikit yang berhasil justru setelah mereka keluar dari jalur.
“Modal dalam usaha memang penting, tapi mendapatkan mitra kerja yang andal adalah segalanya. Membangun kepercayaan sama halnya dengan membangun integritas dalam menjalankan bisnis,” ujar Chairul Tanjung yang lebih memilih menjadi seorang pengusaha ketimbang seorang dokter gigi biasa.
Dan pilihannya untuk menjadi pengusaha menempatkan CT sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan mencapai 450 juta dolar AS. Sebuah prestasi yang mungkin tak pernah dibayangkannya saat memulai usaha kecil-kecilan, demi mendapat biaya kuliah, ketika masih kuliah di UI dulu.
Hal itulah yang barangkali membuat Chairul Tanjung selalu tampil apa adanya, tanpa kesan ingin memamerkan kesuksesannya. Selain itu, rupanya ia pun tak lupa pada masa lalunya. Karenanya, ia pun kini getol menjalankan berbagai kegiatan sosial. Mulai dari PMI, Komite Kemanusiaan Indonesia, anggota Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia dan sebagainya. “Kini waktu saya lebih dari 50% saya curahkan untuk kegiatan sosial kemasyarakatan,” ungkapnya.
Kini Grup Para mempunyai kerajaan bisnis yang mengandalkan pada tiga bisnis inti. Pertama jasa keuangan seperti Bank Mega, Asuransi Umum Mega, Aanya yaitu bisnis televisi, TransTV. Pada bisnis pertelevisian ini, ia juga dikenal berhasil mengakuisisi televisi yang nyaris bangkrut TV7, dan kini berhasil mengubahnya jadi Trans7 yang juga cukup sukses.
Langkah ekspansi selanjutnya adalah mendirikan perusahaan patungan dengan mantan wapres Jusuf Kalla membentuk taman wisata terbesar “TRANS STUDIO” di Makassar, untuk menyaingi keberadaan Universal Studio yang ada di Singapura. Taman hiburan dalam ruangan terbesar di Indonesia inipun sekarang telah merambah kota Bandung, dan sebentar lagi kota-kota besar di Indonesia lainnya.
Chairul merupakan salah satu dari tujuh orang kaya dunia asal Indonesia. Dia juga satu-satunya pengusaha pribumi yang masuk jajaran orang tajir sedunia. Enam wakil Indonesia lainnya adalah Michael Hartono, Budi Hartono, Martua Sitorus, Peter Sondakh, Sukanto Tanoto dan Low Tuck Kwong.
Berkat kesuksesannya itu Majalah Warta Ekonomi menganugerahi Pria Berdarah Minang/Padang sebagai salah seorang tokoh bisnis paling berpengaruh di tahun 2005 dan Dinobatkan sebagai salah satu orang terkaya di dunia tahun 2010 versi majalah Forbes dengan total kekayaan $1 Miliar.

Sumber : Buku Kisah Hidup Chairul Tanjung Si Anak Singkong

Monday, 21 March 2016

Lokasi Wisata Di Bali



Beberapa Lokasi Wisata Yang Pernah Saya Kunjungi Di Bali



Pantai Kuta adalah tempat wisata di Bali yang paling terkenal dan paling banyak dikunjungi wisatawan karena lokasinya yang dekat dengan bandara, pantainya yang indah, biaya yang murah, dan ombaknya yang cocok untuk peselancar pemula. Pantai Kuta juga terkenal dengan panorama matahari tenggelamnya yang sangat indah. Fakta unik dari Pantai Kuta adalah sebelum Pantai Kuta menjadi sebuah tempat wisata di Bali yang wajib dikunjungi seperti sekarang ini, Pantai Kuta merupakan sebuah pelabuhan besar, pusat perdagangan di Bali. Dengan pasir putih dan laut birunya, dilengkapi dengan fasilitas pendukung yang sangat lengkap, Pantai Kuta adalah primadona wisata Bali. Yang sangat tidak terlupakan oleh saya ialah saat melihat keindahan sunset dari sini. Sampah nya mulai berkurang. Dan kita tidak diperbolehkan mandi atau pun cuci muka dengan sabun. Hanya cukup membilas badan aja. Dan ini foto saya bersama sahabat saya di pantai kuta bali.


  
 
Tanah lot adalah salah satu tempat wisata di Bali yang terkenal dengan keindahannya, terutama pada saat matahari terbenam. Pura Tanah Lot yang terdiri dari 2 buah pura merupakan pura tempat memuja dewa laut. Keunikan dari Pura Tanah Lot adalah pura ini berada di atas sebuah batu karang besar di pinggir laut. Pada saat air laut pasang, anda tidak dapat mendekat ke Pura Tanah Lot karena di sekitar batu karang penyangga Pura Tanah Lot akan digenangi air laut. Pada saat air surut anda dapat melihat beberapa ular laut jinak yang menurut penduduk setempat merupakan penjaga Pura Tanah Lot. Selain itu, di lokasi ini anda juga dapat memegang ular suci yang jinak dan tidak berbahaya. Keindahan yang menabjukan disini. Tempat yang cocok untuk anda berlatih berbicara bahasa inggris. Saya pun berkesempatan untuk foto dengan turis dari india ini






Garuda Wisnu Kencana atau biasa disingkat GWK adalah sebuah taman wisata budaya yang berlokasi di Bali Selatan. Garuda Wisnu Kencana adalah sebuah patung yang sangat besar karya I Nyoman Nuarta. Saat ini, patung Garuda Wisnu Kencana belum sepenuhnya selesai dibuat, hanya sebagian saja yang telah selesai, namun walau begitu anda tetap dapat menikmati kemegahan Garuda Wisnu Kencana. Selain patung, anda juga dapat melihat keindahan bukit kapur yang di potong menjadi balok-balok kapur besar. Balok-balok kapur ini nantinya akan penuh dengan pahatan. Selain itu di kawasan Garuda Wisnu Kencana juga terdapat teater seni, anda dapat menikmati berbagai jenis tari dan kesenian Bali di teater ini setiap harinya. Saya sangat menikmati keindahan bukit kapur dan patung-patung disini. Ini salah satu fotonya.




Pantai Jimbaran adalah salah satu tempat wisata di Bali yang paling terkenal. Pada saat anda datang ke Pantai Jimbaran, yang pertama kali akan anda lihat adalah deretan meja dan kursi makan di atas pasir putih yang indah. Pantai Jimbaran terkenal dengan kuliner pinggir pantainya, terutama hidangan lautnya. Pantai Jimbaran untuk anda yang ingin berwisata ke pantai sekaligus menikmati wisata kuliner khas Bali. Tidak perlu kuatir menyantap makanan di Pantai Jimbaran karena ombak di Pantai Jimbaran sangatlah tenang, tidak membahayakan anda yang sedang makan di pinggir pantai.  Saya sangat menikmati dinner dengan ombak yang tenang dan makanan sea food khas jimbaran ini

Alas Kedaton Objek wisata Alas Kedaton ini di daerah Tabanan Desa Kukuh. Objek wisata ini menyuguhkan kera-kera yang dianggap sakral alias gak boleh dipegang dan ada ular dan kekelawar yang jinak dan bisa diajak foto bareng. Trik untuk mangambil foto bareng sama keranya adalah untuk tidak menatap muka si kera yang artinya menantang. Jadi kalian harus berjalan mundur untuk mendekati si kera dan dijamin dia gak akan ganggu. Kejadian yang tidak pernah saya lupakan ialah saat saya ingin berfoto, kamera saya di liat terus oleh kera-kera. Mereka mengiranya makanan bagi mereka sehingga di kejar terus kemana pun perginya kamera itu. Jika anda ingin berkunjung ke alas kedaton, berhati hati lah dengan barang bawaan anda. Jangan sesekali menunjukan barang di hadapan kera kera, jika tidak anda tidak ingin barang itu menjadi milik mereka.

Tanjung Benoa yang berbatasan dengan Nusa Dua, Bali adalah pusat dari kegiatan olahraga dan permainan air di Bali. Karakteristik Pantai Tanjung Benoa sangatlah tenang, sehingga sangat cocok untuk berbagai jenis permainan air yang seru. Jenis permainan air yang dapat anda mainkan di sini yaitu snorkel, sea walker, banana boat, parasailing, wakeboard, waterski, jetski, scuba diving, donut boat, flying fish, dan lain-lain. Selain itu anda juga dapat pergi melihat penyu raksasa di pulau penyu dengan menaiki perahu dari Tanjung Benoa. saya memilih untuk menyebrang kepulau punyu dengan perahu dan melihat hewan-hewan disana



 












Kintamani atau Danau Batur Kintamani merupakan salah satu pesona alam yang dimiliki Bali. Terletak di gunung tertinggi ke 2 di Bali, Danau Batur Kintamani mempunyai hawa yang sejuk dan pemandangan yang sangat mempesona. Danau Batur Kintamani adalah danau terbesar di Bali yang banyak dikunjungi wisatawan karena menawarkan pemandangan yang tiada duanya di Bali. Saya sangat memikmati makan siang dengan melihat pemandan gan yang indah. Pengalaman yang sangat tidak terlupakan. Saya pun mengabadikan moment yang langka ini dengan kedua sahabat saya.




Pengalaman yang sangat tidak terlupakan ketika saya mengunjungi beberapa tempat wisata di bali. Mudah-mudahan bisa menjadi refrensi ketika liburan anda

Monday, 14 March 2016

Autobiografi

Nama saya Muhammad Wizly, Saya lahir di Jakarta, 06 Mei 1997, Saya anak pertama dari tiga bersaudara, Ayah saya Zulkifli Zulkarnaen dan Ibu saya Wisna Herliyanti. Ayah saya seorang Pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Ibu saya seorang Ibu Rumah Tangga. Adik pertama saya yang bernama Zulfa Revina dan Adik kedua saya yang bernama Lutfia Ghina.

Pada saat umur 2 tahun saya diasuh dan dibawa nenek saya ke Jambi. Saya tinggal bersama nenek dan tante saya. Ketika itu, tante saya sedang dinas di sebuah puskesmas. Saya juga sering diajak nenek saya ke rumah saudara saudara saya yang ada di batam, pekan baru, palembang. Dan ketika saya berumur 4 tahun, saya pindah ke padang dan memulai karir pendidikan di jenjang TK A SPN (Sekolah Polisi Negara). Saya di didik tegas dan sedikit keras oleh kakek saya. saya diajarkan ngaji oleh teman om saya. cara pengajarannya pun sangat tegas kan keras. Saya dulu takut dengan si I ele. Dia ialah orang dewasa yang sedikit autis. Kalau dia datang kerumah, saya pasti lari atau bersembunyi dibawah kasur. Setelah lulus TK A, saya pindah ke jakarta dan melanjutkan TK B Al muhajjirin. Dan di sini lah Sosialisasi pertama saya terhadap orang lain selain orang sumatra. Awalnya sedikit sulit menyesuaikan bahasa. Namun lama kelamaan akhirnya bisa. Setelah lulus TK B, Saya mengikuti nenek saya kembali pulang  ke padang dan memulai karir pendidikan jenjang SD di SD Semen Padang. Nenek saya selalu mengantar jemputkan saya dan kadang menunggu saya sampai pulang sekolah bersama temannya yang cucu nya seumuran dengan saya yang bernama pringka. bersekolah di sekolah yang sama dengan saya. Dan  Ketika itu pula, Saya dikenalkan dan dianggap cucu oleh teman kakek saya. Beliau seorang guru private matematika, saya selalu diajak dan mengikuti beliau mengajar private ke rumah rumah sehingga saya dulu menyukai pelajaran matematika. Saya juga memiliki teman sepermainan yang bernama; agil, wahyu, rivo. Setelah naik ke kelas 2, saya pindah kembali ke jakarta dan melanjutkan karir pendidikan SD saya di SDN pulogebang 05. Saya memiliki sahabat SD, yaitu ibrahim (boim) , rendy (idung), farhan (gendut), arief (boyo), fahmi (gembul). Kami suka main banjir banjiran, main bola bareng bareng, main ps. Pergi nonton bioskop bersama sama dan pergi ke monas. Lalu ketika kelas 6 Saya mengikuti UN dengan penuh kebingungan, karena saya tidak memiliki informasi tentang SMP faforit. Setelah saya selesai tahun ajaran 2008/2009 di jenjang SD dan mendapatkan ijazah. Saya diajak sahabat saya yang bernama arief rakhman (boyo) untuk masuk SMP 138. Akhirnya saya ikuti.

Saya melanjutkan ke jenjang SMP, Saya bersekolah di SMP Negeri 138 Jakarta. menimba ilmu selama 3 tahun lamanya, di SMP ini saya mencoba beberapa ekstrakulikuler. Diantara nya voli, futsal, bulutangkis. Ketika jam olahraga, tangan saya pernah patah karena salah posisi jatuh. Yang mengakibatkan saya tidak bisa mengikuti ekstrakulikuler voli lagi. Sehingga Saya lebih menggemari olahraga bulu tangkis. Saya sering latihan bulu tangkis bersama ronal, irfan, izemi, rido, ignat. Sampai akhirnya saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti beberapa perlombaan. Saya juga mengikuti lomba bulu tangkis antar kelas. Alhamdulillah saya juara ke- 3. saya mengikuti lomba abang none antar kelas. Dari 25 peserta, alhamdulillah saya juara ke- 3. Mengikuti lomba biologi antar SMP se jakarta timur, namun tidak lolos ke tahap selanjutnya. Saya mengenal banyak teman teman baru dari lomba-lomba tersebut. saya juga ikut organisasi yang bertujuan untuk melatih publik speaking. Saya belajar banyak dari mentor saya yang saya anggap sebagai saudara saya sendiri yang bernama Hendry Julian. Ketika kelas 2, saya membentuk komunitas yang isi nya siswa laki laki yang malas belajar. Siswa siswa tersebut ialah;  saya, arief (boyo), rizki darmawan (kodet), yusuf bagus (ucup), teguh, kinan, nabilah (uul), siti. Tidur dikelas, pulang sekolah main warnet, main ps. Sering ngumpul-ngumpul untuk ngobrol-ngobrol dan menghabiskan waktu bersama. Alhamdulillahnya pada saat seperti itu saya naik kelas dan masuk ke kelas faforit. Namun Ketika kelas 3, banyak tantangan yang saya hadapi. Merubah sikap yang tadinya malas menjadi rajin. Saya pun menghadapi UN dengan penuh ke khawatiran dan pesimisme. Karena saya jarang belajar. Dan alhamdulillah nilai nya pun keluar dengan  memuaskan. pada tahun ajaran  2011/2012 saya menyelesaikan pendidikan di SMP dan saya mendapatkan izajah SMP.

Saya melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA. saat SMA, Saya bersekolah di SMA 11 Jakarta yang lokasi nya persis dibelakang SMP saya. ketika kelas satu SMA saya mengikuti ekstrakulikuler bersama sahabat saya nur fauzan azima (ojan)  mengikuti; pencak silat , Rohis (Rohani Islam), dan  PMR (Palang Merah Remaja). Saya mengikuti kegiatan kenaikan sabuk pencak silat dan saya mengikuti diklat serta pelantikan PMR. Saya mengikuti OSN kebumian, alhamdulillah juara 2 tingkat kota. Dan saya juga mengikut lomba PBB di monas se DKI jakarta. Ketika kelas 2 SMA, saya memilih jurusan IPS. Di kelas dua SMA ini lah saya mengenal solid nya sebuah persahabatan. Saya membentuk team futsal yang beranggotakan;  saya, Marteen (batak), rendy (idung), helmi, andry (betawi), rizki (mancung), andi (kutil), riki (gumoh), tyo (pait), teguh, denny, rizki burhan. Nonton  bola bareng, main futsal bareng, nongkrong bareng. Berkat mereka, saya jadi lebih mengenal antara sahabat dengan penghiyanat. Saya dan teman teman kelas saya pun pernah menginap bersama di puncak dan pergi ke curug cilember untuk melatih kemandirian dan kesolid-an kelas. di hari itu pas ulang tahun saya. saya di kerjain habis habisan disana. Namun, Saya sering juga mengikuti seminar seminar yang diadakan pihak swasta maupun pemerintah. Lalu, saya mencalonkan dan terpilih menjadi Ketua Majelis Perwakilan Kelas Organisasi Siswa Intra Sekolah. Berat untuk mencapai jabatan itu karena banyak yang mengininkannya. Tekanan dari para alumni di diklat pun menjadi pengalaman untuk menguatkan mental. Banyak pengalaman lainnya yang berharga saat saya berorganisasi. Walaupun di awal saya sering debat dan konflik dengan beberapa rekan osis saya, tetapi dari debat dan konflik itu ternyata menjadikan kami lebih saling menghargai. Memiliki anggota osis dan tiga orang pembina saya yang bernama pak suparno, ibu hika dan pak fermi layak nya keluarga yang saling menjaga dan melindungi satu dengan lainnya dari hal hal negatif kenakalan SMA. Bekerja sama mensukseskan kegiatan program kerja OSIS/MPK periode 2013/2014 “Viryadama Asha Radha”. Banyak program-program dan kegiatan yang dilakukan selama saya dan rekan rekan menjabat. Dari Jambore ekskul, LDKS, SOTR perdana, bakti sosial, pementasan teather, Diklat, dan Salah satu program besar nya ialah mengadakan competision futsal, basket, silat, nyanyi se jakarta timur dan pensi yang mengundang guest star Tangga band. Setelah lepas jabatan, saya mulai focus belajar untuk UN dan mengikuti SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Alhamdulillah keluar dengan nilai yang memuaskan. Namun, Tidak diterima ke perguruan tinggi negeri lewat jalur SNMPTN. Tetapi , sahabat saya marteen (batak) diterima lewat jalur SNMPTN, itu yang Akhirnya membuat saya jadi belajar lebih giat, ibadah lebih tekun dan khusyu untuk mengikuti SBMPTN. Namun sebelum SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) , Angkatan saya mengadakan tour bali-jogja selama satu minggu sekaligus refreshing pikiran. pergi bersama sama teman teman angkatan dan bersenang senang ke tempat-tempat wisata bali seperti jimbaran, tanjung benoa, tanah lot, pantai kuta, kintamani dll. Lalu ke keraton surakarta dan di akhiri ke candi borobudur. Lalu beberapa hari setelah itu, saya mengikuti SBMPTN. Dan ketika keluar hasilnya, saya tidak diterima ke perguruan tinggi negeri lewat jalur itu. Kecewa dan frustasi pun terjadi. Akhirnya saya banyak mengikuti UM (Ujian Mandiri) salah satunya ke malang. Pertama kali nya saya ke malang sendiri naik kereta api dan baru kenal dengan saudara jauh saya yang tinggal di malang. Saya tinggal beberapa hari di rumah saudara saya yang bernama ka adam. Lalu saya diajak jalan jalan mengelilingi kota malang bersama saudara saya. Dan akhirnya ketika keluar hasil hasil UMnya, tidak sesuai dengan ekspetasi. Namun setelah berbagai saran dan pertimbangkan dari beberapa anggota keluarga, akhirny saya memutuskan memilih kuliah di universitas gunadarma memilih jurusan akuntansi. Saya bertemu dengan sahabat sahabat baru; jeffry, roy, martin, abdan,  adit, wisnu, ipul, reza. Dan beberapa bulan yang lalu angkatan SMA saya mengadakan event pasar karier yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada adik adik kelas tentang perguruan tinggi sekaligus ajang silahturrahmi angkatan saya yang kebetulan saya sebagai ketua  panitia acara tersbut.

Hobi saya saat ini mendengarkan music, bermain game, membaca buku novel atau motivasi. Masih banyak impian impian saya yang belum terwujud, mudah mudahan beberapa tahun lagi bisa diwujudkan dan bisa membanggakan untuk keluarga, agama, nusa dan bangsa. Akan menjadi seseorang  yang sukses dikemudian hari. Aamiin